Selamat datang

SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA SEMOGA ADA MANFAATNYA...

2010-10-04

Media Pembelajaran Bhs Inggris

Media Pengajaran Bahasa Inggris


Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di luar kelas harus mengakomodir target pembelajaran yang ingin dicapai oleh guru yang bersangkutan. Pengajaran Bahasa Inggris di sekolah dapat disandingkan dengan permainan tradisional.
Karena selain mudah untuk dimainkan, permainan tradisional juga mengandung unsur-unsur kreatifitas, sportifitas dan kesenangan. Contoh permainan tradisional yang penulis pilih sebagai media pengajaran Bahasa Inggris adalah permainan engklek.
Siapa yang tidak kenal dan tidak tahu engklek. Permainan yang telah ada sejak dulu, bahkan sejak penulis masih kecil. Pemainan sangat mudah dan sangat menarik untuk dimainkan yang hanya membutuhkan garis atau gambar sebagai medianya dan dapat dibuat di atas tanah baik di halaman maupun  lapangan sekolah.
Permainan engklek ini sangat mudah sekali untuk dimainkan khususnya anak-anak. Dengan melemparkan gacok ke dalam area gambar engklek lantas melompat dengan satu kaki mengikuti pola gambar engklek yang dimainkan dan sampai seterusnya. Idealnya permainan engklek hanya dimainkan dengan melompat-lompat saja sesuai dengan aturan yang disepakati dalam permainan tersebut.
Dalam kaitannya menggunakan permainan tradisional engklek sebagai media pembelajaran Bahasa Inggris, guru dapat mengajarkan kosa kata (vocabulary) sesuai dengan materi yang sedang dipelajari.
Dengan permainan engklek, mengajarkan vocabulary akan menjadi sangat mudah. Karena bukan hanya menekankan sistem hafalan yang sering dilakukan, tetapi melatih mereka untuk membaca (reading) kemudian menyebutkan kata (spelling) dan juga mendengarkan (listening).
Cara mengintegrasikan pelajaran Bahasa Inggris dengan permainan engklek adalah dengan menuliskan atau meletakkan kata dalam Bahasa Inggris (words) di dalam kotak-kotak yang ada dalam permainan engklek tersebut. Kemudian setiap anak yang bermain mengucapkan kata-kata yang ada dalam setiap kotak engklek tersebut.
Dengan kata lain, pada saat permainan berlangsung pemain yang sedang main harus mengucapkan kata (word) yang terdapat dalam kotak pada saat ia melompat sampai ia selesai atau terhenti. Hal ini terus diulang-ulang sampai permainan selesai.
Dengan begitu sang pemain akan terus mengucapakan kata yang di cantumkan tersebut dan bukan tidak mungkin dengan cepat dia akan mengingat semua kata yang ada dan bahkan hafal dengan cara penulisannya. Sedangkan pemain lain, mereka secara otomatis akan terus mendengar kata yang dilafalkan oleh pemain yang sedang main.
Dalam hal ini aspek mendengarkan (listening) akan terasah sampai tiba saat giliran mereka bermain. Demikianlah satu cara menyandingkan pelajaran Bahasa Inggris dengan permainan tradisional khususnya permainan engklek. Mudah-mudahan tulisan ini dapat bermanfaat. (habis)

Waspadalah 12 penyakit yang rentan diderita oleh para guru, yaitu :
1. TIPUS : TIdak PUnya Selera
2. MUAL : MUtu Amat Lemah
3. KUDIS : KUrang DISiplin
4. ASMA : ASal MAsuk kelas
5. KUSTA : KUrang STrAtegi
6. TBC : Tidak Bisa Computer
7. KRAM : Kurang tRAMpil
8. ASAM URAT : Asal SAmpaikan Materi Urutan kurang akuRAT
9. LESU : Lemah SUmber belajar
10. DIARE : DI kelas Anak-anak REmehkan
11. GINJAL : GajInya Nihil Jarang Aktif dan Lambat
12. KURAP : KUrang RAPi

Jika kliping disarankan sebagai media pengajaran di sekolah, tentu kita beranggapan bahwa ini sesuatu yang berlebihan.
Tetapi anggapan yang demikian itu wajar karena selama ini kliping sangat jarang digunakan dan dimanfaatkan untuk memperlancar kegiatan belajar-mengajar, apalagi dalam konteks kekhususan.
Persoalannya, terlepas dari kelaziman atau kekurang laziman, benarkah kliping dapat dijadikan media pengajaran?
Berkaitan dengan hal di atas pertama kita harus memahami apa sebenarnya kliping itu. Pada dasarnya kata clipping (bahasa inggris) berarti guntingan atau potongan.
Kata clipping berubah menjadi kliping dalam bahasa Indonesia dengan sedikit mengalami perluasan makna. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka 1989), istilah kliping dijelaskan sebagai guntingan artikel, karya tulis atau berita yang dianggap penting dari surat kabar atau ajalah untuk disimpan atau di dokumentasikan. Jadi, satu artikel pun dapat disebut sebagai kliping.
Istilah yang berupa verba mengkliping berarti menggunting beberapa artikel dari korang/majalah. Hasilnya bahwa guntingan-guntingan artikel tersebut disebut guntingan pers. Guntingan pers dapat dilekatkan pada kertas tulis lain lalu dijilid dengan rapi. Guntingan pers juga dapat dilekatkan pada kertas tulis yang sudah dijilid atau buku tulis ukuran tertentu sehingga tidak perlu dijilid lagi. Disini guntingan pers yang telah dijilid itu disebut kliping.
Setelah kita mengetahui apa sebenarnya kliping tersebut maka kita kembali kepada pertanyaan di atas yaitu mengapa kliping dapat dijadikan sebagai media pengajaran. Menurut WS. Winkel (1989), bahwa media pengajaran ialah suatu sarana nonpersonal (bukan manusia) yang digunakan atau disediakan oleh tenaga pengajar, yang memegang peranan dalam proses belajar- mengajar, untuk mencapai tujuan instruksional.
Sejalan dengan pengertian “media pengajaran” ini, kliping juga merupakan sarana nonmanusia yang dapat dipakai guru dan mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar- mengajar guna pencapaian tujuan pengajaran.
Berdasarkan pengerian tersebutlah maka kliping dapat disebut sebagai media pengajaran disekolah.
Sebagai sarana, kliping dapat mempermudah sekaligus menunjang kegiatan belajar-mengajar pada umumnya dan bidang bahasa pada khususnya. Dengan membawa kliping ke kelas, siswa diharapkan secara aktif untuk mencari, menemukan sendiri, dan menyimpulkan sendiri bahan pengajaran. Dengan demikian, peran guru juga hanya sebagai motivator atau fasilitator dalam proses pengajaran.
Setelah kita memahami bahwa kliping dapat dijadikan sebagai salah satu media pengajaran , selanjutnya timbul pertanyaan, apa sebenarnya manfaat kliping tersebut bagi guru dan bagi siswa yang merupakan insan-insan terpelajar?
Membicarakan manfaat kliping bagi kaum terpelajar baik bagi siswa maupun guru, Barung kanis (1990) menguraikan bahwa  setidaknya manfaat kliping tersebut ditinjau dari dua aspek yaitu dari segi proses dan dari  hasilnya.  (bersambung)
Dilihat dari segi prosesnya, kegiatan pengklipingan mempunyai  beberapa manfaat yang antara lain seperti berikut  a) Pada dasarnya prosedur pengklipingan dimulai dari kegiatan membaca artikel atau membaca berita. Dengan demikian, sebenarnya pengklipingan dapat menumbuhkan sekaligus meningkatkan minat baca dikalangan pelajar atau siapa saja yang menyusunnya.  b) Seperti telah disinggung di atas bahwa pengklipingan tidak lepas sama sekali dari kegiatan membaca. Bila rajin membaca sejumlah artikel/berita, para pelajar tentu menemukan hal-hal baru entah   yang berkaitan dengan bahan pelajaran ataupun hal-hal baru sama sekali. Ini implikasinya, pengklipingan dapat memperluas pengetahuan para pelajar atau siapapun yang menyusun kliping. c) Biasanya penyusunan kliping diluar jam sekolah. Dalam kaitan ini, pengklipingan dapat “mendidik” para pelajar untuk memanfaatkan waktu senggang. d) Pengklipingan juga dapat dijadikan sebagai menyalurkan hobi.
Bila ditinjau dari segi hasilnya, setelah guntingan pers itu dijilid seperti buku, pengklipingan memperhatikan beberapa manfaat seperti berikut. a) Pengklipingan dapat membantu mendokumentasikan artikel-artikel ilmiah atau berita penting yang besar kemungkinan akan diperlukan sewaktu-waktu. b) Pengklipingan dapat menambah bahan bacaan ilmiah yang aktual di perpustakaan. Implikasinya, secara tidak langsung si penyusun membantu sesame yang tidak berlangganan Koran di rumah atau membantu orang-orang yang belum pernah membaca artikel/berita itu pada saat penerbitannya. c) Guntingan pers dapat dimanfaatkan sebagai sumber data atau bahan acuan untuik menyelesaikan tugas-tugas atau PR anak didik. d) Pengklipingan dijadikan sebagai media pengajaran, dan juga sebagai bahan untuk menambah bacaan ilmiah agar kaum pendidik tidak ketinggalan informasi yang up to date.
Jika kliping dijadikan sebagai salah satu media pengajaran ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika kita menyusun kliping. Hal-hal yang dimaksud adalah sebagai berikut. pertama, langkah penentuan personalia.  Kedua,  bahan atau sarana. ketiga,mengklasifikasikan guntingan pers. Keempat, memlilih artikel atau berita. Kelima, cara mengkliping. Keenam, mengidentifikasikan guntingan pers. Dan  ketujuh, mengorganisasikan guntingan pers.
Dalam kaitan dengan kegiatan di sekolah, kirannya gurulah yang menentukan bentuk tugas, kelompok atau perorangan. Selain itu, guru bersama siswa menentukan orang-orang yang akan berpartisipasi aktif maupun pasif dalam proses pengklipingan.Nah, dengan demikian jadikanlah kliping sebagai salah satu media yang dapat digunakan dalam pengajaran,  karena  selain sebagai media proses pengajaran juga kliping berperan sebagai arsip informasi.

1 komentar: